Rabu, 10 Desember 2014

SEJARAH DESA PEGAYAMAN (DESA ISLAM DI BULELENG BALI)

A. Potret Desa Pegayaman

Desa Pegayaman berada pada keringgian antara 450 sampai 1.200 meter dari permukaan laut dengan kemiringan tanah 33% dan dengan curah hujan normal. luas wilayah desa yang dalam bahasa daerah bali disebut dengan “palemahan desa” seluas 15.84 km2 atau 1.584 ha dengan penduduk pada tahun 2001 sebanyak 1.115 kk yang berbatasan dengan penyanding-penyanding sebagai berikut :
1. di sebelah utara : desa pegadungan (daerah padang bulia)
2. di sebelah timur : desa silangjana
3. di sebelah selatan : desa pancasari
4. di sebelah barat : desa padang bulia dan desa gitgit

Desa Pegayaman dalam tertib wilayah administrasi dibagi empat :
1. dusun atau banjar barat jalan atau dauh mardi yang berpenduduk 100% beragama islam dengan jumlah penduduk sebanyak -+ 300 kk
2. dusun atau banjar timur jalan atau dangin margi yang berpenduduk 100% beragama islam dengan jumlah penduduk -+ 250 kk (kedua dusun tersebut itulah yang dikenal dan disebut Desa Pegayaman yang rumah penduduknya rapat ala kota)
3. dusun atau banjar kubu madya yang berpenduduk 95% beragama islam dengan jumlah penduduk -+ 400 kk dan sisanya 5% beragama hindu
4. dusun atau banjaramerta sari yang berpenduduk 90% beragama hindu dengan jumlah penduduk -+ 165 kk dan sisanya 10% beragama islam.
(kedua dusun tersebut diatas dinamakan palemahan Desa Pegayaman yang rumah dan penduduknya terpencar dan tidak dalam satu komplek perkampungan)

B. Asal Usul Nama Dan Leluhur Pegayaman

Pegayaman mungkin berasal dari kata gayam yang di bali disebut gatep. pohon gatep adalah sejenis tanaman keras yang buahnya dapat dan enak dimakan, versi ke dua sangat dimungkinkan kalau pegayaman berasal dari kata gayaman yaitu nama senjata keris yang populer waktu kerajaan mataram di jawa dibawah kekuasaan raja paku bowono 1 karena leluhur masyarakat Desa Pegayaman yang pertama berasal dari mataram.

Mengenai data kesejarahan leluhur Desa Pegayaman dapat dibaca pada buku sejarah keberadaan ummat islam di bali yang disunting oleh prof.dr. shaleh saidi dan drs. yahya ansori yang diterbitkan oleh mui bai dan atau versi babad buleleng yang tersimpan di gedung kertya singaraja. penulis juga pernah membaca karya tulis anak agung panji tisna seorang pujangga asal singaraja yang mengatakan kalau leluhur masyarakat Desa Pegayaman dikenal dengan sebutan pedaleman solo yang oleh penduduk bali waktu itu, dipanggil dengan sebutan nyama selam. sedangkan didaerah asal mereka bergelar senopati ing alogo sayidin petonogomo. catatan sejarah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut :

TATA CARA BERWUDHU TANPA HARUS MELEPAS SEPATU (Mengusap Khuf)

Mengusap Khuf....

Dalam khazanah fiqih,mengusap khuf disebut dengan istilah‘mashul khuffain’   (مسح الخفين). Khuf itu sendiri adalah istilah bagi alas kaki atau tepatnya sepatu yang terbuat dari kulit dan menutup telapak kaki hingga mata kaki. Namun yang masuk dalam katagori khuf dalam masalah ini adalah semua alas kaki, terbuat dari apapun, yang menutup telapak kaki minimal hingga mata kaki.

Mengusap khuf termasuk keringanan (rukhshah) dalam syariat Islam bagi orang yang ingin berwudhu. Ketetapannya banyak ditunjukkan dalam hadits Rasulullah shallallahualaihi wa sallam dan beliau sendiri melakukannya. Bahkan Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, ada 70 shahabat yang meriwayatkan kepadaku bahwa Rasulullah saw mengusap khufnya.

Sebagian ulama menyatakan bahwa riwayat tentang mengusap khuf mencapai derajat mutawatir. Karena itu ulama Ahlusunnah sepakat menyatakan masyru’iyah (disyariatkan) nya mengusap khuf dalam berwudhu. Bertentangan dengan kaum Syiah, Ibadhiah dan khawarij yang mengingkarinya.

Karenanya, mengusap khuf, selain sebagai sebuah rukhshah(keringanan), diapun dapat dianggap sebagai upayaihya’ussunnah (menghidupkan sunah), khususnya di tengah masyarakat yang masih belum mengetahuinya.Keringanan mengusap khuf berlaku umum dan kapan saja selama syaratnya terpenuhi. Berlaku bagi laki dan perempuan, saat safar atau tidak, saat sakit atau tidak.

Diperdebatkan para ulama, mana yang lebih utama, mengusap khuf atau membasuh kaki seperti biasa. Hal tersebut dilihat kondisinya. Kalau ketika berwudu, kaki kita tanpa khuf(kaos kaki), seharusnya membasuh kaki. Tapi ketika berwudhu dalam keadaan mengenakan kaos kaki dan ketika memakainya dalam keadaan telah bersuci, maka sebaiknya mengusap khuf.

Sekedar catatan: Info dari seorang teman yang bekerja di sebuah perkantoran, dia merasa terbantu dengan syariat mengusap khuf, sebab di kantornya tidak ada tempat wudhu, sehingga ketika berwudhu di westafel dia tidak perlu membasuh kakinya, tapi cukup mengusap kaos kakinya yang dia pakai sejak di rumah setelah dia bersuci sempurna.

Terkait dengan kaos kaki yang dikenal dengan istilah jaurab(الجورب). Meskipun secara umum para ulama membolehkannya untuk diusap seperti khuf, akan tetapi  ada perbedaan pendapat di antara mereka tentang batasan kaos kaki yang boleh diusap. Namun pendapat yang cukup kuat adalah pendapat mazhab Hambali bahwa kaos kaki selama dia rapat hingga mata kaki dan dapat digunakan untuk berjalan, dalam arti tidak lepas jika digunakan untuk berjalan, maka dia dapat diusap dengan ketentuan hukum seperti mengusap khuf.

Terdapat riwayat bahwa para shahabat mengusap kaos kaki mereka saat berwudhu pada masa shahabat tanpa ada yang menentangnya, sehingga hal tersebut dapat dikatakan ijmak.Mengusap khuf dibolehkan dengan empat syarat:

1- Memakai khuf dalam keadaan bersuci. Maksud bersuci disini adalah berwudhu lengkap hingga membasuh kaki. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam suatu saat berwudhu, ketika seorang sahabat hendak mencopot sepatunya agar dia membasuhnya, beliau melarangnya dan mengatakan bahwa dia memakainya dalam keadaan telah bersuci. Lalu beliau mengusap khufnya. (HR. Muslim)

Maka menurut para ulama, mengusap khuf tidak dibenarkan jika bersuci pertamanya dengan tayammum, karena tayammum adalah pengganti wudhu.

2- Khufnya dalam keadaan suci, bukan dari barang najis atau terkena sesuatu yang najis.

3- Bersucinya untuk menghilangkan hadats kecil. Adapun menghilangkan hadats besar, khuf harus dibuka.

4- Masih dalam waktu yang dibolehkan; yaitu sehari semalam bagi orang yang menetap, dan tiga hari tiga malam bagi musafir. Waktu mengusap ditentukan sejak pertama kali mengusap setelah batal dari wudhu pertama.

Prakteknya adalah sebagai berikut: Seseorang berwudhu dengan sempurna hingga membasuh kaki. Lalu dia memakai khufnya sebelum hadats. Kemudian apabila wudhunya batal, lalu dia berwudu, maka ketika sampai bagian membasuh kaki, dia cukup basahkan kedua telapak tangannya, lalu tangan kanan mengusap bagian atas kaki kanan dan tangan kiri mengusap bagian atas kaki kiri, sekali saja.

Batasan mengusap tidak ada ketentuan, sepanjang perbuatannya sudah dianggap mengusap maka dia dianggap mengusap. Lebih utama jika mengusap kaki kanan dan kirinya berbarengan, kalaupun mengusap kanan dahulu lalu kiri dahulu tidaklah mengapa. Bagian bawah kaki tidak diusap. Yang diusap hanya bagian atasnya saja.

Jika mencopot khufnya/kaos kakinya setelah mengusapnya, apakah wudhunya batal? Jumhur ulama berpendapat batal wudhunya, meskipun mereka berbeda pendapat, apakah cukup membasuh kakinya atau harus berwudhu dari awal.

Akan tetapi ada sejumlah ulama yang menyatakan tidak batal wudhunya, hanya saja batal kebolehan mengusap khuf. Artinya kalau dia memakai khuf lagi, maka berikutnya dia tidak boleh mengusap khuf ketika berwudhu. Imam Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Al-Majmu mengutip perkataan Ibnu Munzir yang mengatakan bahwa sejumlah tabiin berpendapat demikian dan beliau sendiri berkomentar, ‘Ini lebih dipilih dan lebih shahih’ meskipun mazhabnya berpendapat batal. Pendapat inipun dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiah dan sejumlah ulama kontemporer seperti Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin rahimahumullah.

Bagaimana jika khuf atau kaos kakinya bolong? Selama bolongnya wajar dan dia masih layak dipakai dan masih dianggap sebagai khuf atau kaos kaki yang menutup hingga mata kaki, maka tidak mengapa. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa khuf yang dipakai pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam umumnya bolong karena digunakan ditempat keras dan panas. Disamping itu, tidak ada riwayat atau nash yang menetapkan syarat bahwa khufnya tidak boleh bolong. 
by: Abdullah Haidir

Wallahua’lam.

Referensi:

1- Al-Majmu SyarahAl-Muhazzab, Imam An-Nawawi rahimahullah.

2- Al-Mughni, Ibnu Qudamahrahimahullah.

3- Al-Mausu’ah Al-FiqhiyyahAl-Kuwaitiyah, Wazarah Auqaf Wa Asy-Syuun Al-Islamiyah, Al-Kuwait.

4- Al-Fiqhul Islamy, DR.Wahbah Zuhaily hafizahullah.

5- Fatawa Syekh Bin Baz Fil Mash Alal Khuffain, Syekh Bin Baz rahimahullah.

6- Buhuts Wa Fatawa Fil Mash Alal Khuffain, Syekh Muhamma bin Saleh Al-Utsaimin rahimahullah.

7- Muhimmatul Masa’il Fil Mash Alal Khuffain, Syekh Sulaiman Al-‘Ulwan, hafizahullah.

Selasa, 09 Desember 2014

Bagaimana perbedaan doa dan tata cara Sholat Jenazah untuk 1 orang, 2 orang, dan banyak orang?

Tanya: 
Apakah ada perbedaan cara menyolatkan jenazah yang berbeda jenis kelamin jenazah dan jumlahnya. Bagaimana perbedaan doa dan tata cara Sholat Jenazah untuk  1 orang, 2 orang, dan banyak orang?

Jawab:

Tata cara sholat jenazah yang saya fahami adalah sebagai berikut:

1. Niat

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5).

Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya." (HR. Muttafaq Alaihi).

2. Berdiri Bila Mampu
Shalat jenazah sah jika dilakukan dengan berdiri (seseorang mampu untuk berdiri dan gak ada uzurnya). 

3. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.

Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali.
(HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)

Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.

4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
"Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya."
(HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).

Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
"Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi."

7. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :
"Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu.."

8. Salam

Catatan: 
Untuk doa (poin no 6 dan 7) ada perbedaan kata ganti (domir) disesuaikan dengan jenis kelamin dan jumlah jenazahnya, sebagai berikut:
Satu orang laki-laki = hu, contoh : Allahummagfirlahu
Satu orang perempuan = ha, contoh : Allahummagfirlaha
Dua orang (baik laki-laki, perempuan atau campuran) = huma, contoh : Allahummagfirlahuma
Lebih dari dua orang laki-laki (atau campuran) = hum, contoh : Allahummagfirlahum
Lebih dari dua orang perempuan semua = hunna, contoh : Allahummagfirlahunna

Mohon koreksi jika ada yang menyimpang! 
Wallahu A'lam

Minggu, 07 Desember 2014

Bulan Shafar, Singkirkan Keyakinan Sial dan Bangkitkan Optimisme!

Kini kita berada di bulan #Shafar, bulan kedua dlm kalender hijriah. Hendaknya kita ketahui kedatangan dn penanggalan bulan2 hijriah... (tanggal berapa hayooo? pen.)

Selain krn bln2 hijriah merupakn khazanah budaya Islam, juga krn di dlmnya terkait dg sejarah dn beberapa amalan dlm Islam #Shafar

Di masyarakat Arab saat Nabi saw diutus, bulan  #Shafar diyakini sebagai bulan pembawa sial. Keyakinan ini juga masih ada di sebgian org kini

Keyakinan ini nabi saw bantah dengan menyatakan bhw bulan #Shafar tidaklah mendatangkan sial. Sebab kebaikan dn musibah sumbernya dr Allah

Bahkan secara umum, dlm Islam tidak boleh ada keyakinan bhw sesuatu adalah sumber kesialan, apakah bulan, hari, tanggal, nomor, dll #Shafar

Semua waktu adalah baik dan barokah, selagi dipakai utk taat dn ibadah. Dia dikatakan buruk kalau dipakai utk maksiat & perbuatan cela #Shafar

Ada jg keyakinan serupa yg sering muncul di tengah masyarakat, yaitu mengaitkan suatu kejadian yg tak ada hubungannya dg kesialan #Shafar

Keyakinan spt ini disebut Thiyarah. Mis. Ketika ada kupu2 masuk rumah= bakal ada maling, menabrak kucing= bakal terkena musibah,dll #Shafar

Atau ketika melihat burung hantu atau mendengar suaranya, langsung mengira bakal ada yg meninggal, ini keyakinan thiyarah namanya, #Shafar

Jika muncul kekhawatiran dlm hati akan muncul keburukan krn sesuatu yg tak ada hubungannya tsb, perteballah tawakkallah kpd Allah... #Shafar

Kemudian lanjutkan perbuatan yg telah direncanakan dengan berbagai pertimbangan matang, jangan malah dibatalkan... #Shafar

Misalnya seseorang sudah rencana safar, lalu dia melihat atau mendengar burung hantu. Tawakkal kepada Allah dan lakukanlah safar #Shafar

Adapula doa yg diajarkan Rasulullah saw pabila timbul rasa was-was dalam diri kalau2 terjadi keburukan pada kita.. #Shafar

Do’anya

Allahumma la Khaira illa khairuka, Wala Thaira illa Thairuka, Wala ilaha ghairuka

"Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan yg bersumber dariMu, tiada keburukan kecuali keburukan yg bersumber dariMu. Tiada tuhan selainMu"

Termasuk keyakinan bernasib sial adlh menyebarkan (BC) pesan2 agama yg sudah diembel2i ancaman "kalau tdk disebarkan anda akan celaka" #Shafar

Meskipun kadang berisi pesan2 agama yg bagus, tp kalau sudah ada ancaman celaka jk tdk disebarkan, pesan spt itu tdk boleh disebarkan. #Shafar

Karena hanya menumbuhkan keyakinan keliru dlm agama dan mengalihkan keyakinan bhw keuntungan dan keburukan bersumber dari Allah #Shafar

Adapuh kekhawatiran celaka karena sebab-sebab yg jelas, tidak mengapa, itu namanya waspada. Tidak mengapa, bagus agar hati2. #Shafar

Misal khawatir banjir karena penggundulan hutan, khawatir celaka karena ngebut ugal2an, khawatir sengsara krn durhaka. #Shafar

Berbalik dr keyakinan sial yg keliru tsb, Islam mengajarkan kita utk selalu optimis dan berprasangka baik...serta berkata2 baik #Shafar

Nabi saw bersabda, "Tidak ada keburukan (selain dari Allah). Aku suka fa'lu" Ktk ditanya apa itu fa'lu, beliau jawab, "Kata2 yang baik.." #Shafar

Jadi berharap kebaikan dari sebuah kejadian, itu tidak mengapa, asal jgn dipastikan, tapi berharap kpd Allah... #Shafar

Tapi kalau memperkirakan akan terjadi kesialan tidak boleh, kecuali memang jika tanda2nya sudah jelas... #Shafar

Misalnya mimpi. Jk mimpinya baik, boleh berharap kebaikan. Tapi jika mimpinya buruk, jgn dihantui persaan akan terjadinya keburukn #Shafar

Yg diajarkan dlm Islam jk bermimpi buruk adlh mmbaca ta'awuz, berlindung kpd Allah dr segla keburukan dn jgn diceritakan ke orang2.. #Shafar

Naam, ada. @fitrihamida apakah ada ilmu menafsirkan mimpi? :)

Bahkan seandainya benar2 terjadi keburukan sesuai kekhawatirannya, keyakinannya tak boleh goyah, semua dr Allah, bkn krn selainNya #Shafar

Demikianlah Islam mengajarkn kita agar tdk tersandera oleh tahayul dn khurafat, tetapi kuat bertawakkal kpd Allah dan mencari sebab #Shafar

Kepercayaan thd tahayul dan khurafat ini di sisi lain menumbuhsuburkan praktek pedukunan dan kesyirikan yg terjadi di masyarakat #Shafar

Seorang muslim itu, logis, optimis, tak mudah percaya keyakinan tak berdasar dan tidak dihantui kekhawatiran yang berlebihan... #Shafar

Tentu saja disamping itu dia sungguh2 mengambil langkah2 logis dan syar'i untuk meraih kebaikan dan menghindar dari keburukan #Shafar

Sebab bg orang beriman, hakekatnya tidak ada kesialan dan keburukan, semuanya akan berakibat baik jika dia tetap dalam keimanannya.. #Shafar

Jika dpt kebaikan dia bersyukur dn memanfaatkannya dg baik. Jika dpt keburukan dia bersabar dn mencari solusi terbaik... ke2nya baik #Shafar

Keburukan yg dihadapi dg sabar, tawakkal dg terus ikhtiar, lebih baik dibanding kebaikan yg disikapi dg sombong dn tindakan sia2 #Shafar

Mk saat mendapatkan keburukan tetap dianjurkan memuji Allah dg sedikit tambahan... ucapkan 'Alhamdulillah alaa kulli haal.. " #Shafar

Ada juga ucapan yg dianjurkn kita ucapkan pabila yg kita harap tdk teraih atau sesuatu yang ingin kita hindari tetap mengenai kita. #Shafar

Ucapkan "Qadarallahu, wa maa syaa'a fa'al.."
  
"Sudah takdir Allah, apa yang Dia kehendaki, Dia laksanakan..." (HR. Muslim) #Shafar

Jangan bilang, "Coba kalau saya begini, akan begini…."

Betapa indahnya Islam, tidak ada ruginya jadi muslim sejati… semua kondisi diajarkan cara yg tepat utk menyikapinya

Ya Rabb, hidupkan kami dlm Islam dan matikan kami di dalmnya... aamin.

@abdullahhaidir1

Rabu, 26 November 2014

Mengapa dalam ajaran Islam banyak hal yang dilarang atau serba gak boleh?

Tanya: Mengapa dalam ajaran Islam banyak hal yang dilarang atau serba gak boleh?

Jawab:

Tidak sedikit yang salah sangka terhadap Islam, tak terkecuali adalah orang Islam sendiri.
Ada kaidah bahwa "Semua ibadah asalnya adalah haram, kecuali yang diperintahkan. Dan semua hal selain ibadah adalah dibolehkan, kecuali yang dilarang". Artinya, ibadah yang diperintahkan dengan aturan dan batasan-batasan adalah sedikit. Sedangkan masalah makanan, muamalah dan urusan dunia lainnya yang terlarang hanya sedikit. Jadi pernyataan yang menyatakan "Islam serba gak boleh" adalah sangat tidak beralasan.

Semua hal yang dilarang tentunya kita harus behusnuzan bahwa itu adalah sesuatu yang baik bagi kebaikan kita apabila ditinggalkan. Sebaliknya kita harus memahami bahwa hal-hal yang diperintahkan adalah sangat baik apabila kita laksanakan. Hanya saja kita fokusnya bukan pada prasangka baik, melainkan prasangka buruk dan kemalasan, menggerutu dan kecewa, sehingga sesuatu yang baik bagi kita malah dicemooh dan dianggap menyesakkan dada dan tidak baik.

Ibarat mawar, maka tergantung bagaimana kita merasakan. Sebagian kita mengatakan, "Bunga mawar ini indah, tapi sayang berduri" atau yang lain berujar, "Meski bunga mawar ini berduri, tapi harum dan keindahannya menyenduh hati" Pertanyaannya adalah, apa fokus perhatian kita, "mengeluhkan durinya atau mengagumi keindahan dan harumnya?" tergantung kita bagaimana menilainya.

Kita fokus pada "Perintah Allah itu pasti membawa manfaat" atau "Semua perintah Allah itu membebani dan menyita waktu". Fokus kita adalah keridhoan Allah, berharap surganya Allah SWT.

Minggu, 23 November 2014

Benarkah dibolehkan pacaran, asal mencintai karena Allah?

Soal: Apa yang dimaksud dengan mencintai karena Allah, kalo mencintai karena Allah dibolehkan, berarti apa benar kita dibolehkan pacaran asal niatnya karena Allah?

Jawab:

Pertama. Memang benar orang yang berpacaran diistilahkan dan difahami sebagai dua orang berlainan jenis kelamin yang saling mencintai. Namun makna cinta tidak saja dimaknai "pacaran ansich", tentu masih banyak makna cinta yang lainnya. Seorang ayah mencintai anaknya, seorang tetangga mencintai tetangganya, seorang kakak mencintai adiknya, induk ternak mencintai anak-anaknya, seorang kawan mencintai sahabatnya, dan masih banyak praktik -praktik yang mewakili makna 'cinta'.

Kedua. Pengertian "karena Allah, berarti semua hal itu dilakukan dengan alsan Allah. Melakukan sesuatu karena Allah, berarti harus meninggalkan alasan atau sebab yang lain selain Allah.

Kamis, 20 November 2014

Hukum Pacaran Jarak Jauh

Tanya:
Bagaimana hukumnya pacaran lewat jarak jauh yang kita tidak bernah bertemu, hanya lewat sms, fb, wa, bbm, email atau lewat cara lainnya yang tidak memungkinkan kita bertemu berdua secara langsung?

Jawab :

Islam itu indah dan mudah; menghormati, menjaga, dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kesengsaraan dunia dan akherat. Allah menjaga kita tidak saja saat terjadinya kesesatan, tetapi seringkali telah diberikan sinyal pencegahan.

Rabu, 19 November 2014

Apa maksudnya Pacaran itu sama dengan Ta'aruf dalam ajaran Islam?

Tanya: Bapak, saya mendengar alasan dari mereka-mereka yang membolehkan pacaran katanya dibolehkan dalam ajaran Islam. Alasannya karena dalam Islam ada istilah 'ta'aruf' sebelum khitbah dan akad nikah?

Jawab:

Saya tekankan bahwa praktik pacaran dan istilah pacaran yang kita kenal sampai saat ini adalah sangat jauh dari Islam dan terlarang. Pacaran, maka identik dengan 1.menembak, 2. sepakat, 3. Jadi Pacar dan setelah itu, maka menjadi sah untuk membonceng, bersentuhan, mengelus, membelai,... bahkan maaf mencium dan seterusnya tanpa ikatan dan aturan agama. Sehingga jika telah bosan dan atau ada pilihan lain yang lebih cocok, maka ditinggalkan begitu saja cukup dengan satu kalimat "Lu Gue End" dengan dalih tidak cocok. Islam sangat menghargai dan menghormati wanita.

Astagfirullah, sungguh berlebihan jika semua itu diatasnamakan 'ta'aruf' (mengenal). Karena sebelum pernikahan harus salingng kenal.

Saya membenarkan bahwa sebelum khitbah dan akad nikah seseorang dibolehkan saling kenal dan 'nazhar' (melihat). Namun tetap dalam batas-batas yang diperbolehkan menurut ajaran Islam. Apa itu batasannya? Yakni jika ingin bertemu tidak boleh berduaan, tapi harus ditemani mahram atau orang yang dipercaya. Mengenal dengan cara tidak bertemu pun ada pelluang, misal: dengan bertukar data, mencari info dari orang-orang terdekat, melihat kesibukan dan oraganisasinya, sekolah atau kuliahnya. Baru jika dalam tahap mengenal sudah dirasa cukup,maka baru dimantapkan untuk khitbah (melamar/meminang). 

Jika lamaran diterima, maka disepakatilah jadwal penikahan (akad nikah). Jarak khitbah dengan akad nikah disunnahkan tidak terlalu lama (meskipun lamanya adalah relatif) sehingga tidak menimbulkan fitnah. Selama dalam pinangan, maka seorang calon istri tidak diperkenankan menerima lamaran dari orang lain.

Kesimpulan: Pacaran tidak sama dengan ta'aruf. (Jul)

BBM dan Perangkap Money Illusion


Teman-teman yang belajar ilmu ekonomi tentu ingat dengan konsep money ilusion, konsep ini menggambarkan bahwa orang atau bahkan bisa juga negara atau perusahaan secara psikologis merasa mempunyai lebih banyak uang secara angka nominal tapi tidak secara riil.
Saya termasuk yang khawatir bahwa pemerintah ketika meningkatkan harga BBM ini terperangkap dengan fenomena money ilussion ini. Konon dengan meningkatkan harga BBM sebesar masing-masing Rp 2000 baik untuk solar dan premium pemerintah dikatakan mempunyai uang sekitar 100 triliun yang bisa digunakan untuk membangun infrastruktur dan lain-lain.

Ya Katakanlah benar pemerintah punya uang 100 triliun, tapi pertanyaan riil kah uang itu atau hanya sekedar nominal tapi riil boleh jadi tidak seperti itu bahkan bisa jadi riilnya adalah nol? Mengapa? Anda tahu dengan naiknya BBM, inflasi akan naik. Inflasi naik semua barang-barang akan naik termasuk barang modal. Artinya uang 100 triliun itu tergerus oleh inflasi ketika mau digunakan untuk membeli mesin, semen, barang dan jasa ketika mau digunakan untuk membangun infrastruktur. Katakanlah inflasi 10 persen berarti kekuatan daya beli (riil uang 100 triliun) itu tinggal 90 triliun karena tergerus inflasi.

Kedua, para PNS dan pegawai negara lainnya (TNI-POLRI, pegawai BUMN, pengsiun dll) agar income riilnya tidak tergerus inflasi maka gaji dan honor mereka harus dinaikkan katakanlah setara dengan inflasi yakni naik sebesar 10 persen. Kalau rata-rata pengeluaran rutin pemerintah adalah 40 persen (sekitar 800 triliun) maka penyesuaian karena inflasi untuk pengeluaran rutin negara sebesar 10 persen (sesuai dengan inflasinya) maka uang 100 triliun tadi tergerus lagi kekuatan riil sebesar 80 triliun. Jadi kekuatan uang 100 triliun itu tinggal 100-10-80= 10 triliun.

Ketiga, naiknya BBM berimbas pada kenaikan biaya produksi karena dua hal yakni dampak langsung dari komponen BBM dan dampak tidak langsung karena tuntutan kenaikan upah buruh. Dampak ikutannya akan ada indutri yang kolaps (gulung tikar). Implikasi lanjutnya penerimaan negara melalui pajak juga akan semakin turun. Kalau saat ini penerimaan negara dari pajak adalah sebesar 1246 triliun. Kita ambil yang optimis bahwa kolapsnya industri nasional hanya berdampak sangat kecil terhadap penerimaan pajak katakan hanya turun 1 persen, maka dampak kenaikan BBM telah menurunkan penerimaan pajak sebesar 12,46 triliun.

Jadi kekuatan uang 100 triliun dari menaikkan BBM itu tergerus lagi oleh menurunnya penerimaan negara dari pajak yakni 100-10-80-12,46=-2,46 triliun.

Nah itulah penjelasan singkat tentang money ilussion dalam kontek kenaikan harga BBM, Pemerintah memang punya uang nominal dalam angka sebesar 100 triliun tapi tidak dalam kekuatan uang dalam riilnya. Kekuatan riil uang sebesar nominal 100 triliun bisa nol bahkan negatif tergerus dari konsekunesi kenaikan harga BBM.


By: Andi Irawan

Senin, 03 November 2014

Pisah Ranjang Tapi Masih Satu Rumah

Assalamu`alaikum.
Saya mau nanya tentang hubungan rumah tangga saudara saya. Sudah hampir 4 tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri, tidur sudah pisah ranjang, bahkan suaminya jarang menyentuh sang istri, tapi mereka masih dalam satu rumah. bagaimana hukumnya secara agama?
Kemudian, sang istri selalu meminta cerai namun tidak pernah di kabulkan oleh sang suami. Sang suami hanya
 berkata, "cerai ataupun tidak, tidak ada yang bisa menghalangi saya bertemu dengan anak saya". 
Bagaimana status mereka secara agama, masih suami istri atau sudah cerai? Apa mereka haram masih satu rumah? 
Terimakasih, saya tunggu jawaban atas pertanyaan saya. 

Jawaban
Assalamu`alaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil alamin. Ash-shalatu wassalamu ala Rasulillahi wa ala alihi wa shahbih ajmain. Amma ba'du:
Di antara tujuan pernikahan adalah hadirnya ketenangan, cinta kasih, dan rahmah di antara suami dan isteri (QS ar-Rum: 21). Karena itu baik suami maupun isteri dituntut untuk bisa menunaikan hak dan kewajibannya dengan cara yang telah diatur oleh syariat (QS an-NisaL 34).
Namun, Jika salah satu pihak (suami atau isteri) tidak menunaikan kewajibannya serta dalam rumah tangga sudah tidak ada lagi ketenangan dan cinta kasih di antara mereka, maka harus ada upaya dari salah satu atau kedua belah pihak untuk memulihkan kondisi rumah tangga yang tidak sehat tersebut. Entah dengan nasihat, peringatan, pelibatan pihak ketiga yang adil dan bijak, serta doa dst.
Jika berbagai upaya yang diatur oleh syariat masih tidak bisa memulihkan kondisi rumah tangga, maka sikap yang bisa diambil adalah bersabar dengan kondisi tersebut sambil mengharapkan pahala dan menambatkan harapan kepada Allah; atau mengakhirinya dengan sebuah perceraian.  

Inisiatif cerai biasanya datang dari suami. Namun dalam kondisi tertentu ketika suami tidak mau menceraikan, sementara isteri dalam kondisi terzalimi, maka isteri bisa mengambil inisiatif cerai dengan melakukan gugatan cerai ke pengadilan yang disebut dengan khulu'. Hanya saja gugatan cerai tersebut memang harus didasari oleh alasan yang kuat yang dibenarkan oleh agama. 

Di antara alasan yang dibenarkan adalah jika sang suami tidak memenuhi kewajiban untuk memberi nafkah lahir dan batin. Dalam kitab al-Mughni karya Ibnu Qudamah disebutkan, "Jika seorang suami tidak memberikan nafkah kepada keluarganya, maka si isteri bisa bersabar atas kondisi tersebut atau bercerai dengannya."

Permintaan cerai isteri harus ditujukan ke pengadilan agama untuk diproses sesuai dengan prosedur syariat. Jika cerai dari suami sudah jatuh dan melewati masa iddah atau gugatan cerai isteri sudah dikabulkan dan disahkan oleh pengadilan agama, maka mereka harus segera berpisah karena bukan lagi suami isteri di mana mereka tidak boleh lagi berkhalwat, menampakkan aurat, bersentuhan, dst. Sehingga kalau mereka masih tinggal dalam satu rumah maka bisa timbul banyak fitnah dan dosa. Sementara terkait dengan anak, hak pengasuhan tergantung pada kondisi anak dan orang tuanya. Yang jelas suami sebagai ayahnya meski misalnya tinggal di tempat lain masih berhak untuk bertemu dan bahkan berkewajiban untuk memberikan nafkah dan perhatian padanya.
Wallahu a'lam.
Wassalamu alaikum wr.wb.

Sumber: http://www.syariahonline.com

Relativisme dan Tato Bu Menteri (2)

 “...Yang Baik belum tentu Benar di mata Allah...”
Sambungan artikel PERTAMA | ‘Menjadi Liberal Tanpa Sadar'

ADA lima paham berbahaya yang patut dicurigai umat Islam, yang selama ini sudah digencarkan sebagai bentuk penjajahan model baru (neokolonialism) dengan cara menyebarkan ide-ide pemikirannya (ghazwul fikr) terhadap negara-negara lain secara global (globalisasi). Di antaranya;
  • nihilisme (sederhananya, pengingkaran terhadap tuhan)
  • relativisme (tidak ada kebenaran yang mutlak)
  • anti-otoritas (tidak ada klaim kebenaran)
  • pluralisme-multikulturalisme (tidak ada yang paling benar)
  • equality (kesetaraan)
  • feminisme/gender (tidak ada yang fitrah antara laki-laki dan perempuan).
Serbuan paham liberalisme dan relativisme mengguyur umat Islam sampai tak terasa membedakan; tauhid-syirik, haq-bathil, antara iman dan kufur.

Beberapa contoh pernyataan yang terpengaruh paham relativisme adalah seperti ini;
“Manusia itu relatif hanya Tuhan yang mutlak. Jadi, hanya Tuhan saja yang paham kebenaran, sehingga manusia tidak boleh merasa benar sendiri.”
“Meski dia bertato dan merokok, tapi dia seorang milyuner dan dikenal dermawan.”
“Jangan liat chasing nya…..orang begajulan juga bisa sukses, daripada berhijab tapi korupsi.”

Inilah salah satu paham relativisme kebenaran. Cara berpikir relativisme sebenarnya paradoks dengan ucapannya sendiri. Alih-alih opininya benar, namun sesungguhnya ia hanyalah menjadi pembela tanpa celah.

Relativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berarti nisbi atau relatif. Sebagai paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya.

Ajaran seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik. Karena skeptis dan “Menjadi Liberal Tanpa Sadar”, orang sudah tak jernih dan tak mampu mana haq dan mana bathil. Maka, orang berzina, menenggak alkohol, menjual barang haram, pelaku kejahatan, perilaku menyimpang tidak akan dianggap SALAHdan JAHAT, kecuali banyak orang sepakat menyebutnya SALAH dan JAHAT. Semua relatif, dan semua diserahkan “kesepakatan†yang berlaku dan nilai ‘kepantasan’.
Bagi pembela paham liberalisme, tidak penting kerudung-dan jilbabnya karena itu hanya kulit, tapi yang penting baik (isinya). Bagi penganut liberal, tidak penting syariatnya (kulitnya), sebab yang penting hasilnya (isinya).

Bagi kaum liberal juga, tidak penting shalat (karena itu kulit), tapi yang penting ingat Allah (isinya) atau amalnya. Begitulah cara mereka berfikir.Padahal Islam mengarahkan setiap pribadi manusia untuk membina fisik dan jiwanya secara sempurna dan seimbang, tidak timpang pada salah satunya. 

Karena itu, Islam menyeru umatnya berpegang dengan akhlak mulia, sebagaimana disampaikan dalam Alqur'an. Suri teladan umat ini yaitu Rasulullah yang telah disifati oleh Allah dengan firman-Nya;

 “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas akhlak yang mulia.”  (QS. Al Qalam: 4)

Sa`ad bin Hisyam pernah bertanya kepada `Aisyah rodhiAllahu `anha tentang akhlak Rasulullah, maka `Aisyah rodhiAllahu `anha menjawab, “Akhlak beliau adalah Al Quran.” Lalu Sa`ad berkata, “Sungguh saya ingin berdiri dan tidak lagi menanyakan sesuatu yang lain.” (HR. Muslim)

Jadi ukuran ‘baik’ dan ‘buruk’ bagi umat Islam adalah akhlaq muliaberdasarkan Al-Quran, bukan hanya karena suka berderma atau sekedar sopan. Tak ada artinya di hadapan Allah orang yang sopan, kalem, suka berderma jika semua kegiatannya masih dilarang Allah.

Di Al-Quran, dua kata yang sering muncul bergandengan adalah IMAN dan AMAL SHALIH. ‘Beriman dan beramal shalih’ merupakan salah satu frase yang paling sering digunakan al-Qur’an. Konsep ‘iman’ disebut bersamaan dengan konsep ‘amal shalih’ di 71 tempat dalam al-Qur’an, empat di antaranya disebut bersamaan pula dengan konsep ‘taubat’.

Keterkaitan dua konsep itu diungkapkan secara bervariasi dan yang paling kerap dipakai adalah redaksi “alladzina amanu wa `amilu al-shalihat” yang terulang sebanyak 52 kali,[2] termasuk pada dua surat di muka. Kata “amanu”  sendiri terulang 258 kali dalam al-Qur’an, dan kata “`amilu al-shalihat”  sendiri terulang 53 kali.

Begitu kerapnya ‘iman’ dan ‘amal shalih’ disebut berbarengan, seolah-olah al-Qur’an hendak memberi isyarat bahwa mereka yang beriman bukanlah orang yang beriman kecuali jika mereka memanifestasikan keyakinan “yang mereka miliki di dalam hati“ ke dalam perbuatan tertentu yang “pantas dilabeli predikat“ shalih. Amal shalih, demikian Toshihiko Izutsu, secara singkat adalah iman yang diungkapkan sepenuhnya lewat perbuatan luar. Izutsu melukiskan kaitan antara iman dan amal shalih “seperti bayangan yang mengikuti bentuk bendanya” . [dalam Toshihiko Izutsu, “Konsep-konsep Etika Religius dalam Qur’an” , terj. Agus Fahri Husein dkk, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1983, h. 246]

 “Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” [Alqur'an Surat Ar Ra'd : 29]

Jadi menjadi baik, suka bertetangga, rajin menabung, rajin membantu, baik hati, sopan saja tak cukup dan tidak jadi ukuran di mata Allah. Dia baru dianggap BAIK jika BERIMAN (bertauhid) dan BERAMAL SHALIH (amal/kegiatan/perilakunya harus sesuai syariah). Bahasa kerennya dalam Islam amal harus meliputi 3 hal; Niat (fikrah/konsep/isinya) harus karena Allah, metode (thariqah/kulitnya) juga harus sesuai Allah dan cara (uslub nya) juga harus diridhoi Allah.

Jadi kalau ada orang kaya baik hati, rajin membantu, tapi dagangannya barang haram (apalagi tidak percaya Allah), amalnya tidak akan dinilai Allah. Dalam Surat Al-Furqan ayat 23, Allah Ta`ala menegaskan, “...Kami jadikan amal orang-orang kafir sia-sia bagaikan debu yang beterbangan.”

Islam melihat yang benar tetaplah sebuah kebenaran. Yang buruk tetaplah buruk. Tidak bisalah salah satunya dicampur hanya, karena kelihatannya baik.

Jadi jika ada pernyataan; "Berjilbab, rajin shalat tapi korupsi," jelas itu salah dan keliru!
Tidak berjilbab, bertato, (apalagi jika tak rajin shalat, menjual barang haram, jual kodok), meski dia baik hati di mata tetangga, bahkan sumbangan di kas desa paling banyak, maka kekeliruannya jauh lebih besar dari yang pertama!
Semoga kita tak ‘Menjadi Liberal Tanpa Sadar”!

Oleh: AU Shalahuddin Z
Posted by: oktanhidayat@yahoo.com

Dalil Relativisme dan Tato Bu Menteri (1)

PANAS nya suhu politik tak cukup reda setelah pertemuan Presiden Joko Widodo dengan rivalnya Prabowo Subianto, Jumat, 17 Oktober 2014, serta pasca pengumuman Menteri Kabinet Ahad (26/10/2014).

Masyarakat jejaring sosial kembali ‘bersitegang’ dan saling serang, khususnya pasca munculnya pemandangan kurang sedap, di mana salah satu menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK, tepatnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Jokowi-JK 2014, Susi Pudjiastuti yang tiba-tiba menjadi buah bibir masyarakat setelah merokok di hadapan wartawan usai pelantikan di Istana Merdeka Jakarta. Ia makin menjadi cibiran setelah berbagai media massa mengungkap hal-hal pribadinya, misalnya hobi memasang tato dan pernah menikah dua kali. [baca: Fadhli Zon Sebut Dua Menteri Jokowi Perlu Direvolusi Mental]

Entah karena tak siap menghadapi ‘serangan’ publik, para relawan pendukung Jokowi melalui akun “100 juta LIKE JoKoWi”  tak kalah seru. Hari Selasa (28/10/2014) mereka mengeluarkan topik bertajuk “Kontras Dua Tokoh” . Foto dua orang tokoh wanita; Susi Pudjiastuti (sebelah kiri), dan Ratu Atut Chosiyah (kanan). Dalam foto Susi Pudjiastuti, relawan menuliskan kalimat; “Satu perokok, bertato, 2 kali kawin-cerai, bergajulan tidak berjilbab dan tidak lulus SMA.” Sementara dalam foto Ratu Atut, yang nampak menggunakan jilbab, relawan menuliskan; “Satunya tak merokok, tak bertato, tak kawin cerai, santun, berjilbab pendidikan tinggi dan korupsi.”

Tak lama, para pembela dan pendukung Susi mulai bermunculan dan berkomentar. “Negara butuh petarung sejati, bukan orang munafik” ujar Yusuf Setyobudi. 
Sementara Reni Soekadi mengatakan, “Yg kiri tampil apa adanya dan natural, yg kanan muka topeng polesan duit korupsi!” 
“Dari pada pilih penampilan yang tertutup sopan santun tapi koruptor pemakan uang rakyat.mendingan milih bu Susi…jangan menilai orng dari luar nya saja..tak menjamin penampilan yang cantik berhijab tap hati nya busuk koruptor kelas kakap,” tambah akun Nining Putrie Mss.

Gelombang pembelaan dari pendukung (yang menang Pemilu) datang dari berbagai tempat dan berbagai jabatan. Bahkan pada orang-orang dengan level terdidik, seolah berusaha keras mencari pembenaran.

“Jangan cepat menilai keburukan seseorang. Yang penting ia jujur dengan penampilan, kelakuan dan tentu saja pekerjaannya. Bukan perempuan munafik yang menutup ketidakjujurannya dengan kesantunan, pakaian yang tertutup, jilbab dan segala macam simbol-simbol agama,” bagitu kata seorang manager sebuah perusahaan bonafide.
“Meski dia bertatoo dan merokok, tapi dia seorang milyuner dan dikenal dermawan,” begitu kata yang lainnya.
“Bertato itu urusan dia, yang penting bukan penjahat, dan beliau orang yang sukses karena kerja kerasnya,” tutur Eddy Yusran, pengguna Facebook.

Menjadi Liberal Tanpa Sadar

Di jaman sekarang ini, banyak kita menyaksikan orang pintar “bahkan orang terdidik”masih ikut-ikutan suatu paham atau pemikiran seseorang tokoh tanpa membaca dan menelaah pemikirannya. Kebanyakan masayarakat ikut arus opini. Apa yang dilihat dan dirasakan nampak baik dan masuk akal, namun sesungguhnya sebuah kesesatan.

Jarang sekali masyarakat punya keinginan untuk mencermati secara hati-hati pendapat yang datang dari mana-mana dan mencermati letak kekeliruannya. Kadangkala banyak opini kebencian “seolah masuk akal”sengaja ditanamkan para pemikir, pendukung tokoh untuk memperkuat perilaku sesat kepada para pemujannya.

Salah satu contoh, sering kita baca jargon-jargon yang indah disebarkan untuk mengemas paham sesat. Di antara yang banyak digunakan adalah relativisme dalam kebenaran, sehingga tampak logis dan menarik, padahal sesungguhnya tidak.

Sering ada ungkapan “agama adalah mutlak, sedangkan pemikiran keagamaan adalah relatif, “manusia adalah relatif, karena itu semua pemikiran produk akal manusia adalah relatif juga” , “tafsir adalah produk akal manusia, sehingga tidak bisa mutlak semutlak seperti wahyu itu sendiri”, “selama manusia masih berstatus manusia maka hasil pemikirannya tetap parsial, kontekstual, dan bisa saja keliru.”

Juga jargon-jargon menyesatkan lain, sebagaimana kalimat di tulisan pembuka, “Meski dia bertatoo dan merokok, tapi dia seorang milyuner dan dikenal dermawan.” Sepintas, kata-kata itu terasa logis, dan tampak indah. Jika tidak berhati-hati dan kurang ilmu, maka bukan tidak mungkin seseorang akan terpengaruh.

Relativisme (paham relatif) biasanya masuk ke ranah pemikiran keagamaan. Paham ini memang sangat destruktif terhadap pemikiran Islam, dan juga pada keyakinan iman. Selain menyesatkan, paham seperti ini akan melahirkan orang peragu (tidak memiliki iman).

Dalam paham relativisme apa yang dikatakan benar atau salah; baik atau buruk tidak bersifat mutlak, tapi senantiasa berubah-ubah dan bersifat relatif tergantung pada individu, lingkungan maupun kondisi sosial. Pandangan ada sejak Protagoras, tokoh Sophis Yunani terkemuka abad 5 SM. Dan di jaman modern ini digunakan sebagai pendekatan ilmiah dalam kajian sosiologi dan antropologi.

“Ensiklopedi Britannica menyatakan bahwa relativisme adalah sebuah pendekatan ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial, termasuk sosiologi dan antropologi. Relativisme ini tidak dapat dipaksakan sebagai metode untuk mengkaji kitab suci dan teks-teks keislaman (baca: al-Qur’an, Hadits, kitab-kitab tafsir dsb). Sebab, dalam epistemologi Islam, agama bukanlah bagian dari budaya atau di bawah cabang ilmu-ilmu sosial,” [Henri Shalahuddin, dalam Bahaya Relativisme Terhadap Keimanan, Makalah 2007]

Pasca masuknya paham liberalisme dan relativisme ke Indonesia, kaum Muslim terus diguyur aneka rupa pemahaman menyesatkan. Debat saling bela dan saling kecam soal perilaku Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Jokowi-JK 2014, Susi Pudjiastuti semakin menunjukkan pada kita betrapa banyak orang telah “menjadi liberal tanpa sadar”, hatta dia tokoh Islam sekalipun, bahkan rajin mengaji di masjid.

Akibat memuja pluralisme tanpa sadar, umat Islam susah lagi memebadakan mana furu’ mana ushul, mana tauhid mana syirik, antara haq mana yang bathil, dan ujungnya tak mampu membedakan lagi mana antara iman dan kufur.

Karena itu, seorang cendekiawan Muslim yang dikenal produktif menulis buku, Dr Adian Husaini pernah menyindir, negara harusnya berperan akar tanya banyak warga menjadi ‘liberal tanpa sadar ini. Masalahnya, negara dan pejabat tak lagi peka urusan agama atau aliran. Bahkan apakah rakyatnya menyembah Tuhan atau menyembah Tuyul seolah sudah tak peduli.

*/bersambung...
 “...Yang Baik belum tentu Benar di mata Allah..”

Oleh: AU Shalahuddin Z
Posted by: oktanhidayat@yahoo.com

Minggu, 02 November 2014

Cara Mudah Menulis Cerita versi Boim Lebon

Berbekal dari obrolan bersama Boim Lebon (penulis Lupus) saat perjalanan dari SMA Albanna menuju Bandara dan ceramah di beliau di SMP dan SMA Albanna.

1. Memahami model-model konflik

Yuli: "Tadi disampaikan bahwa sebuah cerita menjadi menarik jika ada konflik. Seperti apa contoh konflik yang paling sederhana itu?"
Boim: "Bapak dulu sewaktu SMP atau SMA pernah menginap di rumah teman?"
Yuli: "Pernah"
Boim: "Apakah orang tua waktu itu mengijinkan?"
Yuli: "Mengijinkan, tentu dengan berbagai pesan, dan saya merasa mereka percaya kepada saya"
Boim: "Sekarang Bapak punya anak remaja?"
Yuli: "Punya"
Boim: "Apakah Bapak mengijinkan anaknya menginap di rumah temannya atau pergi ke suatu tempat bersama teman-temannya?"
Yuli: "Seringkali mengijinkan dan kadang tidak mengijinkan"
Boim: "Sewaktu Bapak mengijinkan, apa ada perasaan gelisah, khawatir, was-was atau perasaan lain yang semacam itu?"
Yuli: "Tentu..."
Boim: "Nah itulah salah satu konflik...anak-anak merasa nggak ada apa-apa, tetapi orang tua bersikeras untuk hati-hati dan seterusnya. Sehingga bagaimana cerita itu diawali dengan konflik, tetapi berakhir dengan penyadaran kedua belah pihak. Tentu dibummbui dengan cerita-cerita lucu, pertengkaran, perdebatan dan sebagaina...sampai ada solusi..."

2. Mengidentifikasi karakter

Setiap manusia akan terlihat mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karakter bisa dipengaruhi oleh asal daerah, usia, jenis kelamin, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal dsb. Perpaduan dua karakter atau lebih yang berbeda-beda akan memberikan bumbu cerita yang menarik. Contoh: orang Solo yang kalem dan penyabar bertemu dengan orang Ambon yang to the point dan bicaranya keras, perempuan yang penakut bertemu dengan lelaki yang pemberani dst....maka dalam perbincangan dan aktivitasnya akan ditemukan perbedaan-perbedaan karakter yang menarik untuk dibuat cerita.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pembaca

Kebutuhan anak-anak SD tidak sama dengan kebutuhan anak2 remaja (SMP-SMA), kebutuhan anak-anak tidak sama dengan kebutuhan orang tua. Oleh karena itu penulis cerita harus merancang terlebih dulu untuk siapa cerita dibuat.

4. Mengembangkan imajinasi yang terbuka

Minggu, 28 September 2014

Kita Bahagia ada Tuna Wisma?

Terus terang selama ini saya hanya mendengar dari cerita atau sinetron, novel atau yang lainnya mengenai informasi keberadaan manusia kardus, manusia gerobak, keluarga bawah kolong atau istilah-istilah yang semacam itu yang kita kenal dengan tuna wisma. Di Mekkah pernah terjadi kehebohan mengenai masalah pemukiman semacam itu terhadap anak bangsa ini yang tinggal di sana. Di berbagai daerah juga terdengar berita-berita penggusuran atau pelarangan keluarga-keluarga yang tidur di teras rumah. Di sebuah acara televisi juga pernah ditayangkan sekeluarga dengan beberapa anaknya tidur berpindah-pindah dari ruko dan teras rumah pinggir jalan yang mendapat hadiah rumah dari penolong misterius.

Dua hari yang lalu saya disuguhi keluarga yang seperti itu oleh Allah dengan real time, asli di depan mata. Sekeluarga terdiri dari suami, istri dan seorang yang sudah lanjut usia (nenek). 

Pengalaman sekilas yang mengharukan bagi saya. Bermula dari proses pencarian jalur dari Cimanggis, Cibubur dan Depok pada jam 2.30 malam waktu Indonesia barat, keluar dari penginapan untuk menuju Depok menjenguk ananda tersayang. Setelah berjalan beberapa menit sambil menunggu angkot mencoba terus berjalan kaki, ternyata ada persimpangan dua jalan pilihan yang sama besarnya. Mau tidak mau harus mencari tahu jalan mana yang harus dipilih menuju lampu merah pertigaan Cibubur.

"Maaf Bapak, jalan mana yang harus dipilih untuk samapi ke lampu merah Cibubur?"
"Oh sini Pak, Bapak jalan terus sampai ada pertigaan amabil ke arah kanan terus ikuti jalan sampai ada lampu merah setelah pasar" jawab sang Bapak dengan tulus, sambil berkemas barang-barang, tikar dan apa lagi saya tidak terlalu perhatian (dalam benak saya keluarga ini habis jualan nasi atau jajan berkemas mau pulang).
Lalu saya sampaikan ucapan terima kasih sambil jalan berharap ada angkot lewat. 
Belum jauh berjalan, sang Bapak yang baik hati itu sedikit berteriak "Tapi lumayan jauh Pak, sebaiknya nunggu angkot saja sebentar lagi paling juga lewat."
"Ya Pak, terima kasih" jawab saya sedikit agak kenceng sambil menengok ke arah Bapak itu. Sehingga setelah beberapa saat saya meneruskan berjalan kaki sambil berfikir, akhirnya berdiri mematung di pinggir jalan berharap ada angkot lewat. Di kejauhan terlihat keluarga itu berjalan menuju ke arah saya, seorang nenek di atas gerobak, sedangkan bapak itu dan istrinya berjalan berdampingan mendorong dengan kompak. Senakin dekat semakin tampak jelas rombongan tersebut tetap dalam perhatian saya. Tiba-tiba mereka berbelok ke kanan jalan dengan sedikit diskusi di antara mereka, akhirnya diputuskan tetap di situ di bawah teras Warteg.

Digelarkan tiker dan sang nenek yang sdh renta dan terlihat sakit serta lemah itu diangkat sang Bapak, ditdurkan di tikar yang telah disiapkan, bersamaan dengan istrinya mempersiapkan bantal untuk sang nenek, lalu dikemuli dengan hangat. karena penasaran saya mendekat berjalan menyeberang jalan. Sang nenek sudah terlihat nyaman berkemul dan memejamkan mata. Tikar kedua disiapkan dan digelar di samping nenek, diletakkan dua bantal yang sederhana tanpa pelapis (kurung bantal). Bapak itu mengambil sarung utk kemul. Dibukalah kotak kecil berisi sarung dan beberapa pakaian serta peralatan seadanya.

Sambil mereka mempersiapkan tempat tidur saya sempatkan untuk mencari tahu.
"Tadi kanapa pindah dari sana?" mencoba jadi detektif.
"Itu ada anak-anak mabuk... makanya pindah di mari"
"Emang Bapak ini asalnya dari mana?"
"Dari Priok, di Priok itu pun di bawah Tol. Kita mah sudah biasa dimana aja, mana yang bisa dipake tidur" kurang lebih itu jawaban istrinya. 
"Terus mandinya dimana?"
"Di POM Bensin, kalo nggak ya di pasar"
Setelah jawaban itu saya tak sanggup bertanya apa-apa lagi, selain termangu dan mencoba memotret melalui HP yang ternyata tidak begitu jelas karena tidak ada fasilitas nyala blitznya. Mereka dengan cueknya meninggalkan saya sendirian di samping gerobak itu, mereka merebahkan diri dan berkemul berdampingan, sepertinya menikmati tidur yang tertunda. Saya perhatikan mata mereka betul-betul terpejam. Kecuali sang Bapak yang masih terlihat gerakan sepertinya sedikit dipaksakan untuk dipejamkan. Beberapa saat saya perhatikan tidur mereka...dalam hati "Ya Allah ternyata memang ada profil keluarga seperti ini di kota ini". Semakin diperhatikan, semakin menyayat hati..."Ya Allah maafkan kami orang-orang di sekitar mereka yang tak tahu harus berbuat apa".
Saya ambil dompet yang tinggal beberapa rupiah, aku beranikan diri membangunkan Bapak itu untuk menyodorkan uang yang hanya cepek itu.
"Terima kasih Pak" kata Bapak itu, namun tidak terlihat antusias, mngkin karena mengantuk saya tinggalkan mereka, namun mereka tetap berbaring ketika saya ijin pamit.

Saya teruskan berjalan, sambil berfikir dan merasakan betapa kalo saya yang seperti itu mungkin seperti apa rasanya. Dada ini bergolak, tak terasa air mata menetes iba... Tapi mereka tak terlihat sangat berduka, semuanya seperti biasa-biasa saja. namun saya tetep berharap suatu saat bisa bertemu pasangan suami istri itu lagi. Siangnya melewati jalan itu lagi, tapi tak terlihat tanda-tanda mereka di sekitar itu. Ya Allah terima kasih dan puji syukur atas karuniaMu. Kami bahagia dengan segala yang Engkau berikan. Berkahilah hidup kami, jadikan kami termasuk HambaMu yang pandai bersyukur. (jul)

Rabu, 24 September 2014

AYAH

Mendengar kata itu saya langsung tertuju kepada sosok ayah saya yang sudah mulai renta seiring dengan berjalannya usia. namun entah kenapa seringkali lupa bahwa diri ini juga seorang ayah.

Beliau adalah sosok yang sangat bijak, tak banyak nasehat bertele-tele, tetapi begitu bicara selalu bermakna. Sangat arif tatkala memberikan peringatan.

Dalam kondisi terhimpit pun tetap tersenyum. Belum pernah terdengar adanya keluhan dari bibirnya. Walaupun terkadang kami anak-anaknya mengetahui dari ibu. Seorang yang disegani di masayarakat. Begitu ada suara-suara miring dan masalah dengan tetangga, selalu beliau datangi langsung dengan diskusi dan kasih sayang, menjelaskan dengan gamblang apa yang sebenarnya terjadi.

Sepanjang tahun selalu ada proyek yang tak pernah berhenti. Banyak rencana-rencana yang selalu didiskusikan dengan anak-anaknya dengan meminta pertimbangan, meskipun semua keputusan ada di tangan ayah, namun tidak jarang banyak hal yang diambil dari masukan anak-anaknya. Beliau sangat terbuka untuk diberi masukan, bahkan perbaikan untk beliau sendiri, meskipun anak-anaknya seringkali menyampaikannya melalui juru bicara ibu.

Beliau adalah pribadi yang rajin silaturrahim.Anak-anaknya diperkenalkan dengan teman-temannya, dengan saudara-saudara dan kerabat. tak segan mengeluarkan biaya untuk bersilaturrahim. beliau meyakini bahwa kewajiban seorang ayah adalah menyambungkan tali persaudaraan kepada anak-anaknya. hampir tidak ada saudara dekat yang luput dari kunjungannya.

Cara kerjanya tidak ngoyo, pelan tapi pasti. Semua pekerjaan senantiasa dicatat dengan baik seluruh biaya yang dikeluarkan untuk bahan evaluasi. Saat bertani semua biaya obat, bibit, tenaga kerja, perawatan dan seterusnya lengkap tercatat. Dan saat panen beliau berkata "Untung sekian... atau kita rugi sekian..." Tidak takut berinovasi, bahkan seringkali gagal saat mencoba, namun tidak sedikit yang sukses. Di antara kesuksesan yang masih saya ingat adalah tanah tegal yang sukses disulap menjadi sawah, di saat semua areal dis ekitarnya masih ditanami jagung dan ketela, beliau sudah sukses panen padi, padahal tanah tersebut adalah tanah sewa berjangka waktu. Pernah gagal menebar kedelai yang gagal panen karena diserbu tikus, permasalahan kemungkinan karena swah satu2nya yang ditanami kedelai.

Banyak hal yang menggembirakan saat bersama beliau. Keakraban dan kebersamaannya tak terlupakan. cara bercandanya tidak banyak tapi mengesankan. Dari kecil anak2nya sudah terbiasa puasa wajib maupun sunah. Apabila ada yang mengeluh lapar, beliau langsung mengajak anaknya naik sepeda atau sepeda motor ke daerah-daerah baru, kami jadi lupa dengan puasa karena pas sampai rumah sudah waktunya berbuka, ibu sudah menyiapkannya. Beliau sangat pandai memberi motivasi secara tidak langsung.

Kami sering diajarkan hal-hal kecil tapi menjadi pengalaman hidup yang tak terlupakan, mengapa harus begini, mengapa harus begitu dan sebagainya beliau sangat rajin menjelaskannya. Kami sering diajarkan dengan tidak sengaja bahwa untuk mendapatkan uang tambahan tidak dengan cara minta cuma-cuma, kami diajari agar terbiasa berusaha. Misalnya mencucikan baju, memijit, puasa, menyapu, menggembala kambing atau kegiatan-kegiatan lain yang kemudian sesekali ada upahnya.

Banyak hal tersebut seringkali secara tidak sadar menjadi pendidikan bagi saya untuk menjadi seorang ayah yang baik itu seperti apa. Sehingga sekalipun banyak ilmu-ilmu baru yang diajarkan dari buku atau pelatihan, tetap saja sosok ayah yang melekat adalah sosok idola, yakni ayah saya tersayang, Pak Sukimun. Saya masih jauh untuk sekedar mencontek pribadi beliau. Semoga kita menjadi ayah yang dikenang oleh anak2 kita sebagaimana saya merasakan seakan tak ada kekurangan di balik sosok ayah saya, sekalipun saya sadar beliau tidak seideal Rasulullah SAW. (Jul)

Selasa, 23 September 2014

Fakultas Pendidikan Calon Ortu

Coretan sekilas... Sampe sekarang saya belum mendengar ada fakultas semacam itu, padahal untuk urusan memasak, busana, desain rumah dan sebangsanya ada jurusan dan atau fakultasnya. Sementara semua kita adalah calon orang tua dengan berbekal pendidikan ala kadarnya, pakarnya pun tidak ada latar belakang pendidikan Jurusan Orang Tua. Profesor atau Doktor spesialis ahli aorang tua ternyata juga tidak terdengar, sementara ia adalah permasalahan sehari-hari... Atau mungkin sdh cukup dengan fakultas-fakultas pendidikan yang ada sebagai ganti persiapan para orang tua dan menjadi pakar orang tua...

Yang jelas orang tua yang malpraktik juga banyak, orang tua yang durhaka terhadap anak2nya juga seabrek.

Sebagian besar kita merasa telah menunaikan peran dan kwajiban sbg orang tua dengan baik, manakal sudah tidak ada protes dari anak2nya dan disanjung tetangga kanan kiri.

Apa mungkin akan dibiarkan sebagai seleksi alam...tentang bagaimana menjadi ortu yang baik dan sukses dengan standarnya masing-masing.

Bagi para orang tua muslim. Rujukan orang tua sukses adalah Alqur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, yang paling tepat untuk menghantarkan sukses para anak di dunia dan akherat. Sehingga kalo emang belum dibuka Fakultas di institusi resmi, maka seyogyanya ada forum belajar bagi para ortu agar menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Literaturnya tentu Alqur'an dan Hadits. 
Artinya saya memandang, saya berpendapat bahwa dengan segala kelemahan kita apabila di antara kita para ortu yang ogah belajar menjadi ortu yang baik dengan segala cara, maka berarti telah mempersiapkan diri menjadi ortu apa adanya...terselah bgm alam berbuat.

Masih ada waktu untuk berbenah. Ya Allah mudahkan kami menjadi orang tua yang baik dan benar, beri kami kesempatan utk menghantarkan anak2 kami sukses dunia akherat. (Jul)

Jumat, 12 September 2014

Beberapa Pemahaman Hukum Berhadas Memegang/Membaca Alqur'an


1. Haram menyentuh

http://www.suara-islam.com/read/index/7022/Bolehkah-Orang-Berhadats-Menyentuh-Mushaf-Alquran-

2. Ada Bolehnya ada tidaknya

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/menyentuh-mushaf-al-quran-bagi-orang-yang-berhadats.html

3. Boleh pegang asal ada pembatas dan wanita Haid boleh membaca asal tidak memegang

http://www.konsultasisyariah.com/wanita-haid-menyentuh-alquran/

4. Wanita Haid boleh menyentuh dan membaca Alqur'an

http://alfinlatife.blogspot.com/2013/02/hukum-wanita-haid-menyentuh-dan-membaca.html

5. Tidak berwudhu terlarang Membaca Alqur'an (Syafi'iyah)
    Bagi guru dan murid yang sedang belajar dibolehkan memegang.

http://media.kompasiana.com/buku/2012/08/14/hukum-menyentuh-mushaf-al-quran-tanpa-berwudlu-485906.html

6. Orang berhadas dan orang kafir boleh memegang dan membaca Alqur'an terjemahan dan bukan yg hanya Alqur'an berisi tulisan Arabnya saja.

http://islamqa.info/id/96646

7. Solusi wanita Haid agar bisa Membaca Alqur'an

http://muslimah.or.id/ramadhan/solusi-bagi-wanita-haidh-supaya-bisa-membaca-al-quran.html


Dari bebrapa artikel tersebut ada beberapa komentar yang muncul:
1. Sekarang Alqur'an sudah dijual bebas di toko-toko buku
2. Sekarang ini membaca Alqur'an tidak selalu dengan mushaf, tapi dalm bentuk file dalam komputer, smatphone, atau teknologi lainnya.
3. Banyak wanita yg haid dan juga nifas biasanya memakan waktu yang tidak sebentar, apakah dengan dilarangnya...semakin lama ia dijauhkan dari Alqur'an (bagi yang belum banyak punya hafalan.

Solusinya dijelaskan oleh Syaikh Ibnu Baz rahimahullah di mana beliau berkata, “Diperbolehkan bagi wanita haid dan nifas untuk membaca Al Qur’an menurut pendapat ulama yang paling kuat. Alasannya, karena tidak ada dalil yang melarang hal ini. Namun, seharusnya membaca Al Qur’an tersebut tidak sampai menyentuh mushaf Al Qur’an. Kalau memang mau menyentuh Al Qur’an, maka seharusnya dengan menggunakan pembatas seperti kain yang suci dan semacamnya (bisa juga dengan sarung tangan, pen). Demikian pula untuk menulis Al Qur’an di kertas ketika hajat (dibutuhkan), maka diperbolehkan dengan menggunakan pembatas seperti kain tadi.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 10: 209-210)

Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Majmu’ mengatakan, “Jika kitab tafsir tersebut lebih banyak kajian tafsirnya daripada ayat Al Qur’an sebagaimana umumnya kitab tafsir semacam itu, maka di sini ada beberapa pendapat ulama. Namun yang lebih tepat, kitab tafsir semacam itu tidak mengapa disentuh karena tidak disebut mushaf.”

Wallahu A'lam, semoga ada yan bisa lebih memberikan pencerahan yang ringkas.


Rabu, 20 Agustus 2014

Keunikan Waktu Dhuha di Albanna School Bali





Tidak perlu serius untuk melihat keunikan di lingkungan Albanna School ini, pasti kita akan mendapatkan pemandangan-pemandangan yang unik...apapun itu. Salah satunya adalah saat waktu Dhuha. Di sekolah ini ada Aula Griya Qur'an, ruang serba guna; digunakan berbagai kegiatan mulai apel, rapat, pertemuan komite, belajar Alquran, dan tak ketinggalan adalah solat Dhuha. Pagi tadi saya punya kesempatan untuk mengambil beberapa kondisi di Aula dan sekitarnya.

Gambar di atas beberapa siswa SMA Albanna sedang Sholat Dhuha. Tidak lama kemudian terlihat para guru, anak-anak SD juga rame-rame bergiliran Sholat Dhuha. Beberapa gambar lain seperti ini. 
Beberapa pengurus Yayasan dan Guru juga tak mau ketinggalan. Terlihat anak-anak SD seperti ini....


Kemudian naik ke lantai 2 terlihat beberapa anak dengan khusyu' berdoa di depan kelas tanpa ditunggu gurunya, karena terlambat masuk kelas, sementara teman-temannya sedang berdo'a di dalam kelas.

Sehingga tidak berlebihan kalo para orang tua murid berlomba masuk Albanna. Semoga Albanna istiqomah untuk mengantarkan manusia yang sukses dunia akherat. (Jul)