Kamis, 12 Februari 2015

Kalimat Ta’ziyah & Do’a

Ini adalah salah satu contoh ucapan turut berduka yang bisa kita jadikan pelajaran:

Kami sekeluarga turut berduka cita atas meninggalnya ananda Husein (siswa kelas 2 NF), putera akh Heru (BPKP Palangkaraya) dan Ibu Sulis (Lamongan), yang meninggal karena  kecelakaan tunggal di Depok Jawa Barat
Semoga Allah SWT menerima semua amal baiknya, mengampuni dosa & kesalahannya dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Dan kepada ikhwah di Kaltara khususnya dan ikhwan-akhawat pada umumnya, wa khushusul khusus kepada keluarga, kami mengucapkan:

«إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَلْيَصْبِرْ، وَلْيَحْتَسِبْ» [متفق عليه]

«Sesungguhnya (hak) Allah-lah apa yang Dia ambil, (hak) Dia pula apa yang Dia berikan, dan semuanya, di sisi-Nya sesuai dengan ajal yang telah ditentukan, karenanya, hendaklah engkau bersabar dan merelakannya sembari berharap pahala dari-Nya» [muttafaqin ‘alaih].

أعْظَمَ اللهُ أجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيِّتكَ

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang besar kepada kalian, berbuat yang terbaik atas musibah kalian, dan semoga al-akh yang meninggal dunia diampuni oleh-Nya.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنْ خَطَايَاهُ كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
آمِيْنُ.. يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

Ya Allah,  Ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia, maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air, salju dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), pasangan yang lebih baik daripada pasangannya (di dunia), dan masukkan dia ke Surga jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka. Amiiin Yaa Robbal 'alamiin.

Wassalaam,
Musyafa Ahmad Rahim & Family

Selasa, 10 Februari 2015

Nasehat dari tetangga "JANGAN PERNAH MENGKHAWATIRKAN REZEKIMU"

Janganlah khawatirkan rezekimu, karena Allah sudah menjaminnya untuk semua yg hidup…
Tapi khawatirkan amalanmu,  karena Allah tidak menjamin Anda masuk surga.
Simaklah dg seksama uraian indah Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini:
“FOKUSKANLAH FIKIRANMU UNTUK MEMIKÍRKAN APAPUN YG DI PERINTAHKAN ALLAH KEPADAMU.
JANGAN MENYIBUKKANYA DGN RIZKI YG SUDAH DIJAMIN UNTUKMU.
KARENA RIZKI & AJAL ADALAH DUA HAL YG  SUDAH DIJAMIN ALLAH SELAMA  MASIH ADA SISA AJAL, RIZKI PASTI DATANG. JIKA ALLAH DG HIKMAH-NYA BERKEHENDAK MENUTUP SALAH SATU JALAN RIZKIMU, DIA(ALLAH) PASTI DG RAHMAT-NYA MEMBUKA JÀLAN LAIN  YG LEBIH BERMANFAAT BAGIMU.[Kitab Al-Fawaid , hal: 57].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai sekalian manusia bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah usaha mencari rezeki, karena jiwa tidak akan mati sampai sempurna rezekinya walaupun kadang agak tersendat-sendat. Maka bertakwalah kepada Allah dan
perbaguslah dalam mengusahakannya, ambillah yang halal dan buanglah (jauh2) yang haram.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah no. 1741).

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (An-Nahl: 114).


“Jauhi oleh mu penghasilan yang haram, karena kami mampuh bersabar atas rasa lapar tapi kami tak akan mampuh bersabar atas neraka.” INI ADALAH PERKATAAN SEORANG ISTRI KEPADA SUAMINYA PADA ZAMAN GENERASI SALAF DAHULU KETIKA IA MENGANTAR SUAMINYA KELUAR RUMAH (Mukhtashar Minhajul Qashidin).

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan.  Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (Al-A’raf: 10).

Kiriman email dari: Andi Irawan

Ironi Lelaki yang Ingin Menyelamatkan Wanita Cantik yang Sesat


Namanya Imran bin Hiththan bin Dhabyan As Sadusi Al Bashri, ia awalnya adalah seorang lelaki yang shalih dari kalangan Ahlus Sunnah. Ia berasal dari Bani Sadus yang berjumpa dengan sekelompok orang dari kalangan shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Imran adalah seorang laki-laki yang buruk rupa dan bertubuh cebol. Namun, ia sangat pandai membuat syair yang paling fasih yang tidak bisa dibuat oleh para ulama Sunni di zamannya.

Suatu kali ia jatuh cinta dan ingin menikahi seorang wanita yang berakidah Khawarij aliran ‘Aqadiyah. Ketika diingatkan tentang akidah si wanita, ia menjawab bahwa ia ingin mendakwahi si wanita dan mengajaknya kepada Islam yang sebenernya.

“Aku ingin mengembalikannya (kepada pemahaman Ahlus-Sunnah).”

Namun justru wanita itulah yang mengubah Imran kepada madzhab Khawarij.

Wanita itu mempunyai wajah yang cantik jelita. Bahkan ia adalah wanita paling cerdas. Namun, ia mau dinikahi oleh Imran dengan dasar keshabaran. Suatu ketika istrinya berkata kepadanya, “Aku memperhatikan urusanku dan urusanmu, maka aku berpikir aku dan engkau kelak akan masuk surga.”

‘Imran berkata, “Bagaimana hal itu terjadi?”

Istrinya berkata, “Karena aku dikaruniai orang semisal dirimu (yang buruk rupa) lalu aku bersabar, sedangkan engkau dikaruniai orang semisal diriku (yang cantik) lalu engkau bersyukur. Orang yang bersyukur dan sabar, keduanya masuk surga.”

Imran adalah orang yang memuji Ibnu Muljam si pembunuh Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu, dengan bait-bait syi’ir yang terkenal.

Ketika Imran meninggal tahun 84 H, wanita itu dilamar oleh Suwaid bin Manjuf, namun ia menolaknya.

Pada wajah istri Imran itu terdapat tahi lalat yang sangat disukai oleh ‘Imran, dimana ia sering menciuminya. Sepeninggal ‘Imran, wanita itu menekan tahi lalat itu dan mencabutnya seraya berkata, “Demi Allah, tidak boleh ada seorang pun yang melihatnya sepeninggal ‘Imran.”

Ia pun tidak menikah dengan orang lain hingga ia meninggal.

Dengan demikian, Imran dihukumi sebagai pelaku bid’ah. Namun demikian, Imran tetap diambil riwayatnya oleh para Ahli Hadits dikarenakan Khawarij merupakan Ahli Bid’ah yang paling jujur dan mengharamkan sangat dusta. Ini terkait aqidah mereka yang mengkafirkan para pelaku dosa besar.

Karena itulah, Imam Abu Dawud berkata, “Tidak ada yang lebih shahih haditsnya dari kalangan pengikut hawa nafsu dibandingkan kelompok Khawaarij.”

Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan, Al-Bukhari hanya meriwayatkan darinya (dalam kitab Ash-Shahih) berdasarkan kaedahnya dalam periwayatan hadits-hadits dari kalangan mubtadi’, yaitu apabila jujur dalam perkataannya dan taat beragama. … Tidak ada riwayatnya dalam Shahih Al Bukhari kecuali dalam tempat ini sebagai mutaaba’ah saja, dan yang lain dalam Bab Naqshush-Shuwar.

Oleh karena itu, hendaknya, seorang laki-laki hendaklah lebih menitik-beratkan faktor agama dari seorang wanita ketika hendak menikahinya. Sebagaimana anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Wanita (biasanya) dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang bagus agamanya. (Jika tidak), maka engkau akan merugi.”

Selain itu, tidak boleh berbaik sangka pada diri sendiri tidak akan berubah dan terpengaruh saat berinteraksi dengan orang-orang yang menyimpang, meskipun telah lama mengaji dan (beranggapan) ilmunya telah banyak.

Dan jika, seorang laki-laki dapat terpengaruh oleh agama atau ’aqidah istrinya yang menyimpang padahal ia memegang kendali urusan rumah tangganya dan berperan sebagai pemimpin bagi keluarganya; maka sebaliknya, seorang wanita jauh lebih dapat terpengaruh oleh penyimpangan agama/’aqidah yang dipeluk suaminya. Oleh karena itu, para ulama membenci seseorang menikahkan anak wanitanya dengan orang yang faasiq (pelaku maksiat). Keshalihan agama merupakan kafaa’ah dalam hal ‘afiifah (kehormatan diri). 

Fimadani.com

   

Rabu, 04 Februari 2015

GEMUK ITU PENYAKIT DA'WAH

Tulisan ini saya toreh bukan untuk menyindir dan menyinggung siapa siapa ,melainkan untuk memperingati dan mengingatkan diri saya dan aktivis dawah lainya

betapa pentingnya menjaga kebugaran tubuh dengan menjaga pola makan dan mengkonsumsi secukupnya

sungguh Islam ini membutuhkan darah darah segar kita ,dan bentuk tubuh yang proporsional ,mereka yang terlalu gemuk akan sulit menjalankan roda roda dawah ,kalaupun sanggup sulit akan bertahan lama

Renungkanlah hadist nabi berikut ini ,wahai engkau yang sudah merasa agak gemuk

Dari Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ

Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)

semakin seseorang menjadi hamba perut ,sulit baginya menjadi hamba Rabbnya ,karenanya sudah seharusnya bagi kaum muslimin untuk mengontrol berat badannya ,ketahuilah gemuk itu penyakit walau kita tidak merasa ada keluhan

jika benar mengaku cinta nabi saw ,maka berusahalah untuk mengecilkan ukuran perutmu yang kini sudah membesar ,sesungguhnya Rasululullah tidak menyukainya

Dari Ja’dah bin Khalid, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat ada orang gendut. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk perutnya,

لَوْ كَانَ هَذَا فِي غَيْرِ هَذَا لَكَانَ خَيْرًا لَكَ

Andai gendut ini tidak di sini, nscaya itu lebih baik bagimu. (HR. Ahmad 15868, dan
sanadnya didhaifkan Syuaib al-Arnauth).

Kemudian dalam hadis dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma,

Suatu ketika ada orang bersendawa di dekat Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menegurnya,

كفّ عنا جُشاءك ، فإنَّ أكثرهم شبعاً في الدنيا أطولُهم جوعاً يوم القيامة

Jangan keras-keras sendawanya, sesungguhnya orang yang paling sering kenyang di dunia, dia paling lama laparnya di akhirat. (HR. Turmudzi 2666 dan dihasankan al-Albani)

sesungguhnya nilai seseorang bukan pada gemuknya ,tetapi terletak pada amal amal Islaminya dan sejauh mana kontribusi untuk dien ini

wahai sahabat ..bertaubatlah dari banyak makan

wahai kawan bertaubatlah dari besarnya ukuran perut kita

bertaubatlah dari banyak makan dan tidur

bertaubatlah dari makan hanya ketika ingin dan bukan ketika perlu

sehat badanmu ,ramping perutmu dan jayalah al Islam

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan salah satu model manusia yang disiksa di hadapan seluruh makhluk,

إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ العَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، وَقَالَ: اقْرَءُوا {فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا}}

Sesungguhnya akan didatangkan seseorang yang sangat besar dan gemuk pada hari kiamat, akan tetapi timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk. Bacalah firman Allah, (yang artinya), “Dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.”
(HR. Bukhari 4729 & Muslim 7222).

Taujih : Ust Musyaffa

Remaja Bertanya tentang Islam


  1. Apa yang dimaksud dengan mencintai karena Allah?
  2. Apa yang dimaksud boleh pacaran asal sesuai syari'at Islam?
  3. Bagaimana pendapat Bapak terkait seorang muslimah yang demi karir harus melepaskan jilbab?
  4. Apa hukumnya seorang muslimah jadi Polwan?
  5. Bagaimana hukumnya pacaran dari jarak jauh, lewat FB, surat, BBM dan lain-lain?
  6. Apa hukumnya muslimah dibonceng teman laki-laki atau lelaki yang bukan muhrimnya?
  7. Apakah keimanan seseorang bisa dinilai dengan berjilbab atau tidak berjilbab?
  8. Bagaimana pendapat Bapak "Saya tidak setuju bahwa muslimah yang berjilbab lebih baik daripada perempuan yang tidak berjilbab"?
  9. Mengapa babi kok diharamkan dalam Islam?
  10. Mengapa Allah menciptakan neraka, sementara kita dibekali Allah sifat buruk?
  11. Apa hukumnya bir yang berkadar alkohol 0% (zero alkohol)?
  12. Bagaimana cara mengenali calon pasangan (suami/istri) jika tidak diperbolehkan pacaran, khan dalam Islam ada istilah ta'atuf sebelum menikah?
  13. Mengapa dalam ajaran Islam banyak hal yang dilarang atau serba gak boleh?
  14. Apa maksudnya pacaran itu sama dengan Ta'aruf dalam ajaran Islam