Rabu, 16 Januari 2013

Berbagi Cinta...Meraih Kasih

Berbagi Cinta...Meraih Kasih

Pengertian cinta itu terkadang sulit diuraikan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung pada penghayatan serta pengalamannya.

Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional) disebutkan bahwa ‘cinta’ bisa bermakna; sayang benar, kasih sekali, terpikat, suka sekali, berharap sekali, rindu atau risau.

Dengan demikian apabila kita berbicara tentang ‘cinta dan berbagi’, berarti dengan perilaku suka berbagi kita berharap cinta kasih dari orang lain dan juga tak terkecuali adalah cinta kasih yang sangat kita harap dari Allah SWT.

Suatu ketika saya bersama jama’ah pengajian beserta semua keluarganya berkunjung ke sebuah perkampungan muslim yang terpencil untuk mengadakan aneka kegiatan antara lain perkenalan antar warga dan jama’ah yang hadir,  pengajian di masjid yang sangat sederhana dan aneka lomba untuk anak-anak serta berbagi. Kami berangkat dari Denpasar kira-kira jam 6 pagi. Sampai di tempat kurang lebih jam 8. Aneka jajanan  khas kampung tersebut disertai teh dan kopi hangat menjadi suguhan yang mempesona. Uniknya semua warga yang terdiri dari bapak-bapak-, ibu-ibu, dan anak-anak semua hadir di masjid. Setelah berbincang secukupnya. Acara dimulai dengan pengajian dan perkenalan, kemudian setelah itu anak2 diadakan lomba-lomba sederhana di dalam masjid, seperti menggambar, melukis, hafalan surat dan lain-lain.
Saat waktu duhur tiba, kegiatan dihentikan untuk salat berjama’ah. Usai solat Duhur  semua kembali posisi duduk melingkar di sisi-sisi dinding masjid sambil menunggu disiapkan menu santap siang. Aneka sayur dan menu khas kampung yang menyertai nasi beras merah itu menunjukkan kemewahan hidangan bagi penduduk setempat dan kehormatan bagi tamu yang hadir. Perlu diketahui bahwa sebelumnya telah diberikan sejumlah biaya kepada warga untuk keperluan makan bersama (kalau tidak boleh dikatakan ‘pesta’).

Inti kegiatan ini sebenarnya adalah menjalin silaturrahim dan berbagi kepada warga setempat. Dari dana yang terkumpul disumbangkan dalam bentuk uang untuk masjid, sembako dan pakaian untuk warga, beasiswa pendidikan, bingkisan peralatan sekolah serta aneka jajanan untuk anak-anak.

Sungguh bisa dibayangkan hasil dari “Law of attraction” dan benarlah firman Allah “In ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asa’tum falaha...” Sambutan warga yang begitu antusias, senyum ceria anak-anak dan begitu tulus ditebarkan. Saya juga meyakini semua jama’ah pengajian yang yang telah membagikan sebagian hartanya serta yang hadir pasti terharu puas atas sambutan tersebut.

Itulah makna saling cinta. Itulah buah saling kasih. Dan itulah hukum timbal balik “Siapa menanam ia akan memanen” dan “Menebar ketulusan akan menerima senyuman”. Semoga kita digolongkan oleh Allah sebagai hambaNya yang peduli, sehingga manusia peduli kepada kita begitu pun Allah SWT.(Jul)

Denpasar, 15 Januari 2013
@gusyulibali