Teman-teman yang
belajar ilmu ekonomi tentu ingat dengan konsep money ilusion, konsep ini
menggambarkan bahwa orang atau bahkan bisa juga negara atau perusahaan secara
psikologis merasa mempunyai lebih banyak uang secara angka nominal tapi tidak
secara riil.
Saya termasuk
yang khawatir bahwa pemerintah ketika meningkatkan harga BBM ini terperangkap
dengan fenomena money ilussion ini. Konon dengan meningkatkan harga BBM sebesar
masing-masing Rp 2000 baik untuk solar dan premium pemerintah dikatakan
mempunyai uang sekitar 100 triliun yang bisa digunakan untuk membangun
infrastruktur dan lain-lain.
Ya Katakanlah
benar pemerintah punya uang 100 triliun, tapi pertanyaan riil kah uang itu atau
hanya sekedar nominal tapi riil boleh jadi tidak seperti itu bahkan bisa jadi
riilnya adalah nol? Mengapa? Anda tahu dengan naiknya BBM, inflasi akan naik.
Inflasi naik semua barang-barang akan naik termasuk barang modal. Artinya uang
100 triliun itu tergerus oleh inflasi ketika mau digunakan untuk membeli mesin,
semen, barang dan jasa ketika mau digunakan untuk membangun infrastruktur.
Katakanlah inflasi 10 persen berarti kekuatan daya beli (riil uang 100 triliun)
itu tinggal 90 triliun karena tergerus inflasi.
Kedua, para PNS
dan pegawai negara lainnya (TNI-POLRI, pegawai BUMN, pengsiun dll) agar income
riilnya tidak tergerus inflasi maka gaji dan honor mereka harus dinaikkan
katakanlah setara dengan inflasi yakni naik sebesar 10 persen. Kalau rata-rata
pengeluaran rutin pemerintah adalah 40 persen (sekitar 800 triliun) maka
penyesuaian karena inflasi untuk pengeluaran rutin negara sebesar 10 persen
(sesuai dengan inflasinya) maka uang 100 triliun tadi tergerus lagi kekuatan
riil sebesar 80 triliun. Jadi kekuatan uang 100 triliun itu tinggal 100-10-80=
10 triliun.
Ketiga, naiknya
BBM berimbas pada kenaikan biaya produksi karena dua hal yakni dampak langsung
dari komponen BBM dan dampak tidak langsung karena tuntutan kenaikan upah
buruh. Dampak ikutannya akan ada indutri yang kolaps (gulung tikar). Implikasi
lanjutnya penerimaan negara melalui pajak juga akan semakin turun. Kalau saat
ini penerimaan negara dari pajak adalah sebesar 1246 triliun. Kita ambil yang
optimis bahwa kolapsnya industri nasional hanya berdampak sangat kecil terhadap
penerimaan pajak katakan hanya turun 1 persen, maka dampak kenaikan BBM telah
menurunkan penerimaan pajak sebesar 12,46 triliun.
Jadi kekuatan
uang 100 triliun dari menaikkan BBM itu tergerus lagi oleh menurunnya
penerimaan negara dari pajak yakni 100-10-80-12,46=-2,46 triliun.
Nah itulah penjelasan
singkat tentang money ilussion dalam kontek kenaikan harga BBM, Pemerintah
memang punya uang nominal dalam angka sebesar 100 triliun tapi tidak dalam
kekuatan uang dalam riilnya. Kekuatan riil uang sebesar nominal 100 triliun
bisa nol bahkan negatif tergerus dari konsekunesi kenaikan harga BBM.
By: Andi Irawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar