Minggu, 02 November 2014

Cara Mudah Menulis Cerita versi Boim Lebon

Berbekal dari obrolan bersama Boim Lebon (penulis Lupus) saat perjalanan dari SMA Albanna menuju Bandara dan ceramah di beliau di SMP dan SMA Albanna.

1. Memahami model-model konflik

Yuli: "Tadi disampaikan bahwa sebuah cerita menjadi menarik jika ada konflik. Seperti apa contoh konflik yang paling sederhana itu?"
Boim: "Bapak dulu sewaktu SMP atau SMA pernah menginap di rumah teman?"
Yuli: "Pernah"
Boim: "Apakah orang tua waktu itu mengijinkan?"
Yuli: "Mengijinkan, tentu dengan berbagai pesan, dan saya merasa mereka percaya kepada saya"
Boim: "Sekarang Bapak punya anak remaja?"
Yuli: "Punya"
Boim: "Apakah Bapak mengijinkan anaknya menginap di rumah temannya atau pergi ke suatu tempat bersama teman-temannya?"
Yuli: "Seringkali mengijinkan dan kadang tidak mengijinkan"
Boim: "Sewaktu Bapak mengijinkan, apa ada perasaan gelisah, khawatir, was-was atau perasaan lain yang semacam itu?"
Yuli: "Tentu..."
Boim: "Nah itulah salah satu konflik...anak-anak merasa nggak ada apa-apa, tetapi orang tua bersikeras untuk hati-hati dan seterusnya. Sehingga bagaimana cerita itu diawali dengan konflik, tetapi berakhir dengan penyadaran kedua belah pihak. Tentu dibummbui dengan cerita-cerita lucu, pertengkaran, perdebatan dan sebagaina...sampai ada solusi..."

2. Mengidentifikasi karakter

Setiap manusia akan terlihat mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karakter bisa dipengaruhi oleh asal daerah, usia, jenis kelamin, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal dsb. Perpaduan dua karakter atau lebih yang berbeda-beda akan memberikan bumbu cerita yang menarik. Contoh: orang Solo yang kalem dan penyabar bertemu dengan orang Ambon yang to the point dan bicaranya keras, perempuan yang penakut bertemu dengan lelaki yang pemberani dst....maka dalam perbincangan dan aktivitasnya akan ditemukan perbedaan-perbedaan karakter yang menarik untuk dibuat cerita.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pembaca

Kebutuhan anak-anak SD tidak sama dengan kebutuhan anak2 remaja (SMP-SMA), kebutuhan anak-anak tidak sama dengan kebutuhan orang tua. Oleh karena itu penulis cerita harus merancang terlebih dulu untuk siapa cerita dibuat.

4. Mengembangkan imajinasi yang terbuka

1 komentar:

Kumpulan Joke Dari WA Boim Lebon mengatakan...

Asslmkm, Wr, Wb,
Pak Agus,
semoga kita bisa berjumpa lagi ya ...
salam dari saya,
Boim Lebon