Rabu, 02 September 2015

Ibuuuuk...

Suara itu begitu nyaring, seringkali keluar dari bibir mungil anak-anak ibu.
Bagaimana seorang anak bisa durhaka kepada ibunya...
Saat belum bisa bicara, ia menangis sekencang-kencangnya saat lapar.
Begitu disodorkan air susu ibu, maka dilahapnya dengan riang.
Bagaimana seorang anak bisa lupa ibunya..
Saat berangkat sekolah, memanggil dengan suara nyaring "...ibuuu mana bajunya...?

Bagaimana ia bisa tidak sopan sama ibunya.
Setia ia lapar "Ibuuuuuk.... makan"
Bagaimana ia bisa membantah ibunya.
Saat ia bingung "Ibuuuk... gimana neh?"

Bagaimana ia bisa tidak ingat berdoa untuk ibunya.
Saat ia sendirian di rumah selalu telepon "Ibuuu dimana?"
Bagaimana ia tidak ingin membahagiakan ibunya.
Setiap ia ke kamar mandi "Ibuuuuk... tungguin"

Ibuuuuk...
Itulah kata yang membahagiakan bagi seorang ibu.
Sekalipun memekakkan telinga ia tetap sabar melayani anaknya.
Yang tak tahu diri adalah anak-anaknya.
Mengapa ia bersuara keras untuk ibunya.
Yang tak tahu diri itu anaknya.
Kenapa ibunya tak diberikan kesempatan istirahat sejenak.

Seorang ibu hanya berharap...anaknya baik-baik saja.
Pantas saja Rasulullah mengatakan, kita harus menghormatinya "Ibu, ibu, ibu, baru ayah"
Surga di telapak kaki ibu.
Kalau seorang ibu tak mampu mengarahkan anak-anaknya, maka jadilah anaknya ke jalan neraka.
Kalau anak tidak tahu bagaimana menghormati dan berbakti kepada ibunya.
Sesungguhnya ia telah mencari jalan nerka.

Siapa yang membuat telapak kaki ibunya melangkah bahagia, maka surgalah tempat.kembalinya.

Edisi kangen ibu.
Denpasar, 3 September 2015
Agus Yulianto.

Tidak ada komentar: