Berbagi
Cinta...Meraih Kasih
Pengertian cinta itu
terkadang sulit diuraikan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan
salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun
subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung
pada penghayatan serta pengalamannya.
Dalam
“Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional) disebutkan bahwa ‘cinta’ bisa bermakna; sayang benar, kasih
sekali, terpikat, suka sekali, berharap sekali, rindu atau risau.
Dengan demikian apabila kita berbicara tentang ‘cinta dan berbagi’,
berarti dengan perilaku suka berbagi kita berharap cinta kasih dari orang lain
dan juga tak terkecuali adalah cinta kasih yang sangat kita harap dari Allah
SWT.
Suatu ketika saya bersama jama’ah pengajian beserta semua
keluarganya berkunjung ke sebuah perkampungan muslim yang terpencil untuk
mengadakan aneka kegiatan antara lain perkenalan antar warga dan jama’ah yang
hadir, pengajian di masjid yang sangat
sederhana dan aneka lomba untuk anak-anak serta berbagi. Kami berangkat dari Denpasar
kira-kira jam 6 pagi. Sampai di tempat kurang lebih jam 8. Aneka jajanan khas kampung tersebut disertai teh dan kopi
hangat menjadi suguhan yang mempesona. Uniknya semua warga yang terdiri dari
bapak-bapak-, ibu-ibu, dan anak-anak semua hadir di masjid. Setelah berbincang
secukupnya. Acara dimulai dengan pengajian dan perkenalan, kemudian setelah itu
anak2 diadakan lomba-lomba sederhana di dalam masjid, seperti menggambar,
melukis, hafalan surat dan lain-lain.
Saat waktu duhur tiba, kegiatan dihentikan untuk salat berjama’ah.
Usai solat Duhur semua kembali posisi
duduk melingkar di sisi-sisi dinding masjid sambil menunggu disiapkan menu
santap siang. Aneka sayur dan menu khas kampung yang menyertai nasi beras merah
itu menunjukkan kemewahan hidangan bagi penduduk setempat dan kehormatan bagi
tamu yang hadir. Perlu diketahui bahwa sebelumnya telah diberikan sejumlah
biaya kepada warga untuk keperluan makan bersama (kalau tidak boleh dikatakan
‘pesta’).
Inti kegiatan ini sebenarnya adalah menjalin silaturrahim dan
berbagi kepada warga setempat. Dari dana yang terkumpul disumbangkan dalam
bentuk uang untuk masjid, sembako dan pakaian untuk warga, beasiswa pendidikan,
bingkisan peralatan sekolah serta aneka jajanan untuk anak-anak.
Sungguh bisa dibayangkan hasil dari “Law of attraction” dan
benarlah firman Allah “In ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asa’tum
falaha...” Sambutan warga yang begitu antusias, senyum ceria anak-anak dan
begitu tulus ditebarkan. Saya juga meyakini semua jama’ah pengajian yang yang
telah membagikan sebagian hartanya serta yang hadir pasti terharu puas atas
sambutan tersebut.
Itulah makna saling cinta. Itulah buah saling kasih. Dan itulah
hukum timbal balik “Siapa menanam ia akan memanen” dan “Menebar ketulusan akan
menerima senyuman”. Semoga kita digolongkan oleh Allah sebagai hambaNya yang
peduli, sehingga manusia peduli kepada kita begitu pun Allah SWT.(Jul)
Denpasar,
15 Januari 2013
@gusyulibali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar